Melalui Penasihat Presiden Suriah, Bouthaina Shaaban, Pemerintah setempat menyatakan akan menghadiri pembicaraan damai, Jenewa II, untuk mengakhiri perang saudara yang terjadi di negaranya. Pernyataan ini juga dikalim sebagai perwakilan rakyat Suriah yang sah.
Dikutip dari CNN, Kamis (7/11), Pemerintah Suriah menyatakan akan hadir tanpa prasyarat. Konfrensi Jenewa II sendiri merupakan kelanjutan dari Konfrensi Jenewa, dimana ditujukan untuk mendamaikan pihak-pihak yang bertikai di Suriah.
Perwakilan dari PBB, Rusia, dan Amerika Serikat sendiri telah bertemu di hari Selasa, di Jenewa untuk mengatur terselenggaranya Konfrensi Jenewa II. Namun sejumlah kelompok pemberontak Suriah, menyatakan tidak akan berpartisipasi tanpa prasyarat.
Sembilan belas kelompok pemberontak, pada bulan lalu menolak mentah-mentah berpartisipasi Konfrensi Jenewa II. Beberapa dari mereka menginginkan Presiden Suriah, Bashar al-Assad untuk mundur sebelum pembicaraan dimulai.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengatakan tidak akan ada prasyarat untuk memulai pembicaraan. Ia menilai prasyarat akan bertentangan dengan rencana Amerika Serikat dan Rusia sebelum merumuskan Konfrensi.
Dalam setiap rencana perdamaian, akan terlihat mana pihak yang ingin berdamai dan yang tidak. Disinilah para pejabat konfrensi perdamaian dan juga pemimpin negara besar harus menggunakan kekuatan agar kesepakatan damai mengakhiri perang saudara berakhir.